Rabu, 20 September 2017

Replika Terompah Rasul

KENAPA SIMBOL CAPAL / SANDAL RASULULLAH ﷺ?

"Bukankah bukti cinta Rasulullah ﷺ itu dengan mengikuti sunnahnya?".
Demikian memang benar, tetapi manusia harus diberi ruang dan peluang untuk dipupuk perasaan cinta terhadap Rasulullah ﷺ sebagai asas kekuatan dan motivasi untuk beristiqamah dengan sunnah Rasulullah ﷺ.
Kenapa Capal?
Semua yang bersama Rasulullah itu mulia dan kemuliaan Rasulullah ﷺ tertumpah sehingga ke capalnya yang dibawa bersama ketika menghadap Allah dalam peristiwa Isra' Mikraj.
Ketika di bukit Tursina, Nabi Musa as. Diperintah supaya ditanggalkan alas kakinya, tetapi Rasulullah ﷺ biarpun berada pada jarak yang lebih dekat , tidak diperintahkan supaya ditanggalkan capalnya ketika menghadap Ilahi.
Ulama membuat lakaran capal Rasulullah ﷺ demi kecintaan kepada Nabi junjungan besar ﷺ sehingga merasakan capal di telapak kaki Rasulullah ﷺ lebih mulia dan lebih bertuah daripada diri mereka.
Hal ini amat payah untuk difahami oleh orang-orang yang tidak mengenal cinta dan orang yang tidak pernah mengecap fana-ur-rasul.
Bukankah kecintaan itu menuntut untuk mencintai apa sahaja yang mempunyai kaitan dengan yang dicintainya?
Perhatian diberikan hatta ke capal Kekasih ﷺ bukan kerana capal tetapi kerana yang tuan empunyanya. Tulusnya cinta pada kekasih telah menyebabkan keberkatannya terzahir pada diri pencinta.
Bagaimana simbol capal boleh mengingatkan kepada Rasulullah ﷺ?
Baiklah...Apa yang terlintas di fikiran anda apabila terlihat simbol capal seperti gambar?
Jika anda teringat yang ianya ada kaitan dengan Rasulullah ﷺ. Haaa, bukankah ia sudah membawa anda mengingati Rasulullah ﷺ ? Apatah lagi jika anda benar-benar memahaminya.
Mengapa kita boleh berbangga dengan jenama/logo/brand disekeliling kita? Tetapi apabila ada simbol yang mengingatkan kita kepada Rasulullah ﷺ dikatakan syirik & khurafat?
Pemikiran apakah ini? Mengapa tidak mengatakan jenama/logo/brand yang diguna selama ini juga membawa kepada syirik? Inilah pemikiran yang salah.
Janganlah kita jadi golongan yang berasa tidak senang apabila melihat orang lain berusaha untuk mengingati Rasulullah ﷺ.
Jika capal Rasulullah ﷺ itu tiada apa-apa kaitan dengan agama, maka sudah tentu para sahabat Rasulullah ﷺ tidak perlu bersusah payah meriwayatkan hadis-hadis berkenaan rupa bentuk capal yang dipakai oleh Rasulullah ﷺ.
Seperti mana yang telah dihimpunkan hadis-hadisnya oleh Imam Tirmizi dalam Syamail-nya yang menerangkan mengenai rupa dan bentuk capal Rasulullah ﷺ secara terperinci. Ramai ulama telah mengarang berbagai kitab untuk menerangkan mengenai faedah capal ini:
> Syaikh Yusuf bin Ismail an-Nabhani dalam kitabnya “Jawahirul Bihar” jilid ke-3.
> Maulana Asyraf Ali Thanwi dalam “Zadus Sa`id”.
> Imam Ibnu ‘Asakir dalam kitabnya“Timtsalu Na’l an-Nabiy“.
> Imam Ibnu Muqri dalam kitabnya 
> Qurratul Aynayn fi Tahqiq Amr an-Na’layn“.
▪Imam Abul Abbas al-Maqqari dalam kitabnya “Fathul Muta`al fi Madhin-Ni`al”.
> Imam al-Qashthalani dalam kitabnya “Mawahibul Laduniyyah” dan ramai lagi.
Semoga kita ditumpahkan perasaan cinta yang mendalam terhadap Rasululah ﷺ serta apa dan siapa saja yang berkaitan dengan baginda ﷺ. Amiin.
Jangan lupa SHARE yah....
Semoga lebih ramai memahami tentang makna simbol Capal ini.
Berminat dengan Pin Capal / Terompah Rasullulloh dalam bentuk Cincin, Kalung, Bross, Gantungan Kunci?
Segera dapatkan di ...
KIOS HADRAMAUT RAWAJATI
Mas Bambang
HP/WA/LINE :
0812 1256 2417, 0856 153 9797

Kamis, 13 Juli 2017

Siwak

Keutamaan salat yang dikerjakan setelah memakai siwak adalah lebih utama dari pada tujuh puluh rakaat tanpa siwak."

Senin, 12 Juni 2017

Cincin Sunah Motif Terompah Nabi

Dijual Cincin Motif Terompah Rasulullah
*KEUTAMAAN GAMBAR TEROMPAH NABI*
Adapun faidah Mitsaalunna’lissyariif (Gambar sandal Nabi Muhammad SAW) ini sudah diterangkan oleh Imam Qistholani dan Imam Muqorri.
Menurut keterangan para ulama yanag artinya seperti ini: “Barang siapa yang menyimpan Mitsaalunna’lissyariif (Gambar sandal Nabi Muhammad SAW) di dalam rumahnya atau tempatnya dengan niat supaya mendapatkan berkah, maka tempat orang tersebut diliputi keselamatan dari orang yang bermaksud buruk (jahat), pencuri, perampok, orang yang hasud, syetan yang menyesatkan, selamat dari penyakit ‘ain dan sihir artinya santet dan tenung,
Disamping itu juga ketika ada perempuan yang kesulitan dalam melahirkan bayi / proses persalinannya apabila si perempuan tersebut menggenggam gambar ini di tangan kanannya maka akan diberi kemudahan dalam proses persalinannya Dengan daya Allah dan Kekuatan Allah SWT (dikutip dalam kitab "saadatuddurain")
Kini tersedia motif-motif Sandal Terompah Rasulullah dalam bentuk Cincin. Antara lain : Cincin Kuningan Terompah Rasul, Cincin putih polos, Cincin Wafaq Kuningan, Cincin Wafaq Sulaiman Putih, Cincin Terompah Alpaka, Cincin hitam putih bulat, Tersedia juga Kalung, Gantungan Kunci, Pin/Bross untuk dipakai hiasan di Kerudung/Hijab....
Segera miliki di KIOS HADRAMOUT RAWAJATI JAKSEL.
Contact BAMBANG
HP/WA/LINE : 0812 1256 2417

Siwak + Holder

KEUTAMAAN SIWAK
Termasuk sunnah yang paling sering dan yang paling senang dilakukan oleh Rosulullah n adalah bersiwak. Siwak merupakan pekerjaan yang ringan namun memiliki faedah yang banyak baik bersifat keduniaan yaitu berupa kebersihan mulut, sehat dan putihnya gigi, menghilangkan bau mulut, dan lain-lain, maupun faedah-faedah yang bersifat akhirat, yaitu ittiba’ kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mendapatkan keridhoan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
السِّوَاكَ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِّ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ (رواه أحمد)
“Siwak merupakan kebersihan bagi mulut dan keridhaan bagi Rabb”. [Hadits shahih riwayat Ahmad, Irwaul Ghalil no 66). [Syarhul Mumti’ 1/120 dan Taisir ‘Alam 1/62]
Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu bersemangat melakukannya dan sangat ingin agar umatnya pun melakukan sebagaimana yang dia lakukan, hingga beliau bersabda.
لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلىَ أُمَّتِي لأَمَرْتُهُمْ باِلسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ وُضُوْءٍ
“Kalau bukan karena akan memberatkan umatku maka akan kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan wudlu”. [Hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Irwaul Ghalil no 70]
لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلىَ أُمَّتِي لأَمَرْتُهُمْ باِلسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ صَّلاَةٍ
“Kalau bukan karena akan memberatkan umatku maka akan kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan shalat”. [Hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Irwaul Ghalil no 70]
Ibnu Daqiqil ‘Ied menjelaskan sebab sangat dianjurkannya bersiwak ketika akan shalat, beliau berkata: “Rahasianya yaitu bahwasanya kita diperintahkan agar dalam setiap keadaan ketika bertaqorrub kepada Allah, kita senantiasa dalam keadaan yang sempurna dan dalam keadaan bersih untuk menampakkan mulianya ibadah”. Dikatakan bahwa perkara ini (bersiwak ketika akan shalat) berhubungan dengan malaikat karena mereka terganggu dengan bau yang tidak enak. Berkata Imam As-Shan’ani : “Dan tidaklah jauh (jika dikatakan) bahwasanya rahasianya adalah digabungkannya dua perkara yang telah disebutkan (di atas) sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari hadits Jabir Radhiyallahu ‘anhu.
:
مَنْ أَكَلَ الثَّوْمَ أَوِ الْبَصَالَ أَوِ الْكَرَّاثَ فَلاَ يَقْرَبَنَّ مَسْجِدَنَا لأَنَّ الْمَلاَئِكَةَ تَتَأَذَّى مِمَّا يَتَأَذَّى بِهِ بَنُوْ آدَمَ

“Barang siapa yang makan bawang putih atau bawang merah atau bawang bakung maka janganlah dia mendekati mesjid kami. Sesungguhnya malaikat terganggu dengan apa-apa yang bani Adam terganggu dengannya” [Taisir ‘Alam 1/63]

Dan ternyata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak hanya bersiwak ketika akan shalat saja, bahkan beliau juga bersiwak dalam berbagai keadaan.

Diantaranya ketika dia masuk kedalam rumah…

رَوَى شُرَيْحٌ بْنُ هَانِئِ قَالَ : سَأَلْتُ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا بِأَيِّ شَيِءٍ يَبْدَأُ النَّبِيُّ إِذَا دَخَلَ بَيِتَهُ ؟ قَالَتْ : بِالسِّوَاكِ (رواه مسلم)

Telah meriwayatkan Syuraih bin Hani, beliau berkata : “Aku bertanya kepada ‘Aisyah : “Apa yang dilakukan pertama kali oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam jika dia memasuki rumahnya ?” Beliau menjawab :”Bersiwak”. [Hadits riwayat Muslim, Irwaul Ghalil no 72]

Atau ketika bangun malam…

عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَانِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : كَانَ رَسُوْلُ اللهِ إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ يَشُوْسُ فَاهُ بِالسِّوَاكِ

“Dari Hudzaifah ibnul Yaman Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata : “Adalah Rasulullah jika bangun dari malam dia mencuci dan menggosok mulutnya dengan siwak”. [Hadits riwayat Bukhari]

Bahkan dalam setiap keadaan pun boleh bagi kita untuk bersiwak. Sesuai dengan hadits di atas (السِّوَاكَ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِّ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ). Dalam hadits ini Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memutlakkannya dan tidak mengkhususkannya pada waktu-waktu tertentu. Oleh karena itu siwak boleh dilakukan setiap waktu (Syarhul mumti’ 1/120, Fiqhul Islami wa Adillatuhu 1/300), sehingga tidak disyaratkan hanya bersiwak ketika mulut dalam keadaan kotor [Syarhul Mumti’ 1/125].

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersemangat ketika bersiwak, sehingga sampai keluar bunyi dari mulut beliau seakan-akan beliau muntah.

عَنْ أَبِي مُوْسَى اَلأَشْعَرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : أَتَيْتُ النَّبِيَّ وَهُوَ يَسْتَاكُ بِسِوَاكٍ رَطْبٍ قَالَ وَطَرْفُ السِّوَاكِ عَلَى لِسَانِهِ وَهُوَ بَقُوْلُ أُعْ أُعْ وَالسِّوَاكُ فِيْ فِيْهِ كَأَنَّهُ يَتَهَوَّعُ

“Dari Abu Musa Al-Asy’ari Radhiyallahu ‘anhu berkata : “Aku mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan dia sedang bersiwak dengan siwak yang basah. Dan ujung siwak pada lidahnya dan dia sambil berkata “Uh-uh”. Dan siwak berada pada mulutnya seakan-akan beliau muntah”. [Hadits riwayat Bukhori dan Muslim]

Dan yang lebih menunjukan akan besarnya perhatian beliau dengan siwak yaitu bahwasanya diakhir hayat beliau, beliau masih menyempatkan diri untuk bersiwak sebagaimana dalam hadits ‘Aisyah :

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ : دَخَلَ عَبْدُ الرَّحْمنِ بْنِ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِيْقِ عَنْهُ عَلَى النَّبِيِّ وَ أَنَا مُسْنِدَتُهُ إلَى صَدْرِي – وَمَعَ عَبْدِ الرَّحْمنِ سِوَاكٌ رَطْبٌ يَسْتَنُّ بِهِ – فَأَبَدَّهُ رَسُوْلُ اللهِ بَصَرَهُ، فَأَخَذْتُ السِّوَاكَ فَقَضِمْتُهُ وَطَيَّبْتُهُ، ثُمَّ دَفَعْتُهُ إِلَى النَّبِيِّ فَاسْتَنَّ بِهِ، فَمَا رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ اسْتَنَّ اسْتِنَانًا أَحْسَنَ مِنْهُ. فَمَا عَدَا أَنْ فَرَغَ رَسُوْلُ اللهِ رَفَعَ يَدَهُ أَوْ إِصْبَعَهُ ثُمَّ قَالَ : (فِي الرَّفِيْقِ الأَعْلَى) ثَلاَتًا، ثُمَّ قُضِيَ عَلَيْهِ
وَ فِي لَفْظٍ: فَرَأَيْتُهُ يَنْظُرُ إِلَيْهِ، وَ عَرَفْتُ أَنَّهُ يُحِبُّ السِّوَاكَ فَقُلْتُ آخُذُهُ لَكَ ؟ فَأَشَرَ بِرَأْسِهِ : أنْ نَعَمْ

“Dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha berkata : Abdurrahman bin Abu Bakar As-Sidik Radhiyallahu ‘anhu menemui Nabi dan Nabi bersandar di dadaku. Abdurrahman Radhiyallahu ‘anhu membawa siwak yang basah yang dia gunakan untuk bersiwak. Dan Rasulullah memandang siwak tersebut (dengan pandangan yang lama). Maka aku pun lalu mengambil siwak itu dan menggigitnya (untuk dibersihkan-pent) lalu aku membaguskannya kemudian aku berikan siwak tersebut kepada Rasulullah, maka beliaupun bersiwak dengannya. Dan tidaklah pernah aku melihat Rasulullah bersiwak yang lebih baik dari itu. Dan setelah Rasulullah selesai dari bersiwak dia pun mengangkat tangannya atau jarinya lalu berkata :

فِي الرَّفِيْقِ الأَعْلَى

Beliau mengatakannya tiga kali. Kemudian beliau wafat.

Dalam riwayat lain ‘Aisyah berkata :”Aku melihat Rasulullah memandang siwak tersebut, maka akupun tahu bahwa beliau menyukainya, lalu aku berkata : ‘Aku ambilkan siwak tersebut untuk engkau?” Maka Rasulullah mengisyaratkan dengan kepalanya (mengangguk-pent) yaitu tanda setuju”. [Diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim]
Oleh karena itu berkata sebagian ulama : “Telah sepakat para ulama bahwasanya bersiwak adalah sunnah muakkadah karena anjuran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kesenantiasaan beliau melakukannya dan kecintaan beliau serta ajakan beliau kepada siwak tersebut.” [Fiqhul Islami wa Adillatuhu 1/30.
Segera miliki di KIOS HADRAMAUT RAWAJATI JAKSEL.
Contact BAMBANG
HP/WA/LINE : 0812 1256 2417, 0856 153 9797
Pin BB :  D63EA821

Cincin Replika Terompah Rasulullah

Dijual Cincin Motif Terompah Rasulullah
*KEUTAMAAN GAMBAR TEROMPAH NABI*
Adapun faidah Mitsaalunna’lissyariif (Gambar sandal Nabi Muhammad SAW) ini sudah diterangkan oleh Imam Qistholani dan Imam Muqorri.
Menurut keterangan para ulama yanag artinya seperti ini: “Barang siapa yang menyimpan Mitsaalunna’lissyariif (Gambar sandal Nabi Muhammad SAW) di dalam rumahnya atau tempatnya dengan niat supaya mendapatkan berkah, maka tempat orang tersebut diliputi keselamatan dari orang yang bermaksud buruk (jahat), pencuri, perampok, orang yang hasud, syetan yang menyesatkan, selamat dari penyakit ‘ain dan sihir artinya santet dan tenung,
Disamping itu juga ketika ada perempuan yang kesulitan dalam melahirkan bayi / proses persalinannya apabila si perempuan tersebut menggenggam gambar ini di tangan kanannya maka akan diberi kemudahan dalam proses persalinannya Dengan daya Allah dan Kekuatan Allah SWT (dikutip dalam kitab "saadatuddurain")
Kini tersedia motif-motif Sandal Terompah Rasulullah dalam bentuk Cincin. Antara lain : Cincin Kuningan Terompah Rasul, Cincin putih polos, Cincin Wafaq Kuningan, Cincin Wafaq Sulaiman Putih, Cincin Terompah Alpaka, Cincin hitam putih bulat, Tersedia juga Kalung, Gantungan Kunci, Pin/Bross untuk dipakai hiasan di Kerudung/Hijab....
Segera miliki di KIOS HADRAMAUT RAWAJATI JAKSEL.
Contact BAMBANG
HP/WA/LINE : 0812 1256 2417, 0856 153 9797
Pin BB :  D63EA821

Minggu, 11 Juni 2017

Siwak + Holder

KEUTAMAAN SIWAK
Termasuk sunnah yang paling sering dan yang paling senang dilakukan oleh Rosulullah n adalah bersiwak. Siwak merupakan pekerjaan yang ringan namun memiliki faedah yang banyak baik bersifat keduniaan yaitu berupa kebersihan mulut, sehat dan putihnya gigi, menghilangkan bau mulut, dan lain-lain, maupun faedah-faedah yang bersifat akhirat, yaitu ittiba’ kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mendapatkan keridhoan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
السِّوَاكَ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِّ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ (رواه أحمد)
“Siwak merupakan kebersihan bagi mulut dan keridhaan bagi Rabb”. [Hadits shahih riwayat Ahmad, Irwaul Ghalil no 66). [Syarhul Mumti’ 1/120 dan Taisir ‘Alam 1/62]
Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu bersemangat melakukannya dan sangat ingin agar umatnya pun melakukan sebagaimana yang dia lakukan, hingga beliau bersabda.
لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلىَ أُمَّتِي لأَمَرْتُهُمْ باِلسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ وُضُوْءٍ
“Kalau bukan karena akan memberatkan umatku maka akan kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan wudlu”. [Hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Irwaul Ghalil no 70]
لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلىَ أُمَّتِي لأَمَرْتُهُمْ باِلسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ صَّلاَةٍ
“Kalau bukan karena akan memberatkan umatku maka akan kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan shalat”. [Hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Irwaul Ghalil no 70]
Ibnu Daqiqil ‘Ied menjelaskan sebab sangat dianjurkannya bersiwak ketika akan shalat, beliau berkata: “Rahasianya yaitu bahwasanya kita diperintahkan agar dalam setiap keadaan ketika bertaqorrub kepada Allah, kita senantiasa dalam keadaan yang sempurna dan dalam keadaan bersih untuk menampakkan mulianya ibadah”. Dikatakan bahwa perkara ini (bersiwak ketika akan shalat) berhubungan dengan malaikat karena mereka terganggu dengan bau yang tidak enak. Berkata Imam As-Shan’ani : “Dan tidaklah jauh (jika dikatakan) bahwasanya rahasianya adalah digabungkannya dua perkara yang telah disebutkan (di atas) sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari hadits Jabir Radhiyallahu ‘anhu.
:
مَنْ أَكَلَ الثَّوْمَ أَوِ الْبَصَالَ أَوِ الْكَرَّاثَ فَلاَ يَقْرَبَنَّ مَسْجِدَنَا لأَنَّ الْمَلاَئِكَةَ تَتَأَذَّى مِمَّا يَتَأَذَّى بِهِ بَنُوْ آدَمَ

“Barang siapa yang makan bawang putih atau bawang merah atau bawang bakung maka janganlah dia mendekati mesjid kami. Sesungguhnya malaikat terganggu dengan apa-apa yang bani Adam terganggu dengannya” [Taisir ‘Alam 1/63]

Dan ternyata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak hanya bersiwak ketika akan shalat saja, bahkan beliau juga bersiwak dalam berbagai keadaan.

Diantaranya ketika dia masuk kedalam rumah…

رَوَى شُرَيْحٌ بْنُ هَانِئِ قَالَ : سَأَلْتُ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا بِأَيِّ شَيِءٍ يَبْدَأُ النَّبِيُّ إِذَا دَخَلَ بَيِتَهُ ؟ قَالَتْ : بِالسِّوَاكِ (رواه مسلم)

Telah meriwayatkan Syuraih bin Hani, beliau berkata : “Aku bertanya kepada ‘Aisyah : “Apa yang dilakukan pertama kali oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam jika dia memasuki rumahnya ?” Beliau menjawab :”Bersiwak”. [Hadits riwayat Muslim, Irwaul Ghalil no 72]

Atau ketika bangun malam…

عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَانِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : كَانَ رَسُوْلُ اللهِ إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ يَشُوْسُ فَاهُ بِالسِّوَاكِ

“Dari Hudzaifah ibnul Yaman Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata : “Adalah Rasulullah jika bangun dari malam dia mencuci dan menggosok mulutnya dengan siwak”. [Hadits riwayat Bukhari]

Bahkan dalam setiap keadaan pun boleh bagi kita untuk bersiwak. Sesuai dengan hadits di atas (السِّوَاكَ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِّ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ). Dalam hadits ini Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memutlakkannya dan tidak mengkhususkannya pada waktu-waktu tertentu. Oleh karena itu siwak boleh dilakukan setiap waktu (Syarhul mumti’ 1/120, Fiqhul Islami wa Adillatuhu 1/300), sehingga tidak disyaratkan hanya bersiwak ketika mulut dalam keadaan kotor [Syarhul Mumti’ 1/125].

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersemangat ketika bersiwak, sehingga sampai keluar bunyi dari mulut beliau seakan-akan beliau muntah.

عَنْ أَبِي مُوْسَى اَلأَشْعَرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : أَتَيْتُ النَّبِيَّ وَهُوَ يَسْتَاكُ بِسِوَاكٍ رَطْبٍ قَالَ وَطَرْفُ السِّوَاكِ عَلَى لِسَانِهِ وَهُوَ بَقُوْلُ أُعْ أُعْ وَالسِّوَاكُ فِيْ فِيْهِ كَأَنَّهُ يَتَهَوَّعُ

“Dari Abu Musa Al-Asy’ari Radhiyallahu ‘anhu berkata : “Aku mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan dia sedang bersiwak dengan siwak yang basah. Dan ujung siwak pada lidahnya dan dia sambil berkata “Uh-uh”. Dan siwak berada pada mulutnya seakan-akan beliau muntah”. [Hadits riwayat Bukhori dan Muslim]

Dan yang lebih menunjukan akan besarnya perhatian beliau dengan siwak yaitu bahwasanya diakhir hayat beliau, beliau masih menyempatkan diri untuk bersiwak sebagaimana dalam hadits ‘Aisyah :

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ : دَخَلَ عَبْدُ الرَّحْمنِ بْنِ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِيْقِ عَنْهُ عَلَى النَّبِيِّ وَ أَنَا مُسْنِدَتُهُ إلَى صَدْرِي – وَمَعَ عَبْدِ الرَّحْمنِ سِوَاكٌ رَطْبٌ يَسْتَنُّ بِهِ – فَأَبَدَّهُ رَسُوْلُ اللهِ بَصَرَهُ، فَأَخَذْتُ السِّوَاكَ فَقَضِمْتُهُ وَطَيَّبْتُهُ، ثُمَّ دَفَعْتُهُ إِلَى النَّبِيِّ فَاسْتَنَّ بِهِ، فَمَا رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ اسْتَنَّ اسْتِنَانًا أَحْسَنَ مِنْهُ. فَمَا عَدَا أَنْ فَرَغَ رَسُوْلُ اللهِ رَفَعَ يَدَهُ أَوْ إِصْبَعَهُ ثُمَّ قَالَ : (فِي الرَّفِيْقِ الأَعْلَى) ثَلاَتًا، ثُمَّ قُضِيَ عَلَيْهِ
وَ فِي لَفْظٍ: فَرَأَيْتُهُ يَنْظُرُ إِلَيْهِ، وَ عَرَفْتُ أَنَّهُ يُحِبُّ السِّوَاكَ فَقُلْتُ آخُذُهُ لَكَ ؟ فَأَشَرَ بِرَأْسِهِ : أنْ نَعَمْ

“Dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha berkata : Abdurrahman bin Abu Bakar As-Sidik Radhiyallahu ‘anhu menemui Nabi dan Nabi bersandar di dadaku. Abdurrahman Radhiyallahu ‘anhu membawa siwak yang basah yang dia gunakan untuk bersiwak. Dan Rasulullah memandang siwak tersebut (dengan pandangan yang lama). Maka aku pun lalu mengambil siwak itu dan menggigitnya (untuk dibersihkan-pent) lalu aku membaguskannya kemudian aku berikan siwak tersebut kepada Rasulullah, maka beliaupun bersiwak dengannya. Dan tidaklah pernah aku melihat Rasulullah bersiwak yang lebih baik dari itu. Dan setelah Rasulullah selesai dari bersiwak dia pun mengangkat tangannya atau jarinya lalu berkata :

فِي الرَّفِيْقِ الأَعْلَى

Beliau mengatakannya tiga kali. Kemudian beliau wafat.

Dalam riwayat lain ‘Aisyah berkata :”Aku melihat Rasulullah memandang siwak tersebut, maka akupun tahu bahwa beliau menyukainya, lalu aku berkata : ‘Aku ambilkan siwak tersebut untuk engkau?” Maka Rasulullah mengisyaratkan dengan kepalanya (mengangguk-pent) yaitu tanda setuju”. [Diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim]
Oleh karena itu berkata sebagian ulama : “Telah sepakat para ulama bahwasanya bersiwak adalah sunnah muakkadah karena anjuran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kesenantiasaan beliau melakukannya dan kecintaan beliau serta ajakan beliau kepada siwak tersebut.” [Fiqhul Islami wa Adillatuhu 1/30.
Segera miliki di KIOS HADRAMAUT RAWAJATI JAKSEL.
Contact BAMBANG
HP/WA/LINE : 0812 1256 2417, 0856 153 9797
Pin BB :  D63EA821

Cincin Duplikat Terompah Rasulullah

*KEUTAMAAN GAMBAR TEROMPAH NABI*
Adapun faidah Mitsaalunna’lissyariif (Gambar sandal Nabi Muhammad SAW) ini sudah diterangkan oleh Imam Qistholani dan Imam Muqorri.
Menurut keterangan para ulama yanag artinya seperti ini: “Barang siapa yang menyimpan Mitsaalunna’lissyariif (Gambar sandal Nabi Muhammad SAW) di dalam rumahnya atau tempatnya dengan niat supaya mendapatkan berkah, maka tempat orang tersebut diliputi keselamatan dari orang yang bermaksud buruk (jahat), pencuri, perampok, orang yang hasud, syetan yang menyesatkan, selamat dari penyakit ‘ain dan sihir artinya santet dan tenung,
Disamping itu juga ketika ada perempuan yang kesulitan dalam melahirkan bayi / proses persalinannya apabila si perempuan tersebut menggenggam gambar ini di tangan kanannya maka akan diberi kemudahan dalam proses persalinannya Dengan daya Allah dan Kekuatan Allah SWT (dikutip dalam kitab "saadatuddurain")
Kini tersedia motif-motif Sandal Terompah Rasulullah dalam bentuk Cincin. Antara lain : Cincin Kuningan Terompah Rasul, Cincin putih polos, Cincin Wafaq Kuningan, Cincin Wafaq Sulaiman Putih, Cincin Terompah Alpaka, Cincin hitam putih bulat, Tersedia juga Kalung, Gantungan Kunci, Pin/Bross untuk dipakai hiasan di Kerudung/Hijab....
Segera miliki di KIOS HADRAMAUT RAWAJATI JAKSEL.
Contact BAMBANG
HP/WA/LINE : 0812 1256 2417, 0856 153 9797
Pin BB :  D63EA821

Sabtu, 03 Juni 2017

Manfaat Terompah Rasulullah

*KEUTAMAAN GAMBAR TEROMPAH NABI*
Adapun faidah Mitsaalunna’lissyariif (Gambar sandal Nabi Muhammad SAW) ini sudah diterangkan oleh Imam Qistholani dan Imam Muqorri.
Menurut keterangan para ulama yanag artinya seperti ini: “Barang siapa yang menyimpan Mitsaalunna’lissyariif (Gambar sandal Nabi Muhammad SAW) di dalam rumahnya atau tempatnya dengan niat supaya mendapatkan berkah, maka tempat orang tersebut diliputi keselamatan dari orang yang bermaksud buruk (jahat), pencuri, perampok, orang yang hasud, syetan yang menyesatkan, selamat dari penyakit ‘ain dan sihir artinya santet dan tenung,
Disamping itu juga ketika ada perempuan yang kesulitan dalam melahirkan bayi / proses persalinannya apabila si perempuan tersebut menggenggam gambar ini di tangan kanannya maka akan diberi kemudahan dalam proses persalinannya Dengan daya Allah dan Kekuatan Allah SWT (dikutip dalam kitab "saadatuddurain")
Segera miliki di KIOS HADRAMAUT RAWAJATI JAKSEL.
Contact BAMBANG
HP/WA/LINE : 0812 1256 2417, 0856 153 9797
Pin BB :  D63EA821

KEUTAMAAN SIWAK Termasuk sunnah yang paling sering dan yang paling senang dilakukan oleh Rosulullah n adalah bersiwak. Siwak merupakan pekerjaan yang ringan namun memiliki faedah yang banyak baik bersifat keduniaan yaitu berupa kebersihan mulut, sehat dan putihnya gigi, menghilangkan bau mulut, dan lain-lain, maupun faedah-faedah yang bersifat akhirat, yaitu ittiba’ kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mendapatkan keridhoan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. السِّوَاكَ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِّ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ (رواه أحمد) “Siwak merupakan kebersihan bagi mulut dan keridhaan bagi Rabb”. [Hadits shahih riwayat Ahmad, Irwaul Ghalil no 66). [Syarhul Mumti’ 1/120 dan Taisir ‘Alam 1/62] Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu bersemangat melakukannya dan sangat ingin agar umatnya pun melakukan sebagaimana yang dia lakukan, hingga beliau bersabda. لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلىَ أُمَّتِي لأَمَرْتُهُمْ باِلسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ وُضُوْءٍ “Kalau bukan karena akan memberatkan umatku maka akan kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan wudlu”. [Hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Irwaul Ghalil no 70] لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلىَ أُمَّتِي لأَمَرْتُهُمْ باِلسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ صَّلاَةٍ “Kalau bukan karena akan memberatkan umatku maka akan kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan shalat”. [Hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Irwaul Ghalil no 70] Ibnu Daqiqil ‘Ied menjelaskan sebab sangat dianjurkannya bersiwak ketika akan shalat, beliau berkata: “Rahasianya yaitu bahwasanya kita diperintahkan agar dalam setiap keadaan ketika bertaqorrub kepada Allah, kita senantiasa dalam keadaan yang sempurna dan dalam keadaan bersih untuk menampakkan mulianya ibadah”. Dikatakan bahwa perkara ini (bersiwak ketika akan shalat) berhubungan dengan malaikat karena mereka terganggu dengan bau yang tidak enak. Berkata Imam As-Shan’ani : “Dan tidaklah jauh (jika dikatakan) bahwasanya rahasianya adalah digabungkannya dua perkara yang telah disebutkan (di atas) sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari hadits Jabir Radhiyallahu ‘anhu. : مَنْ أَكَلَ الثَّوْمَ أَوِ الْبَصَالَ أَوِ الْكَرَّاثَ فَلاَ يَقْرَبَنَّ مَسْجِدَنَا لأَنَّ الْمَلاَئِكَةَ تَتَأَذَّى مِمَّا يَتَأَذَّى بِهِ بَنُوْ آدَمَ “Barang siapa yang makan bawang putih atau bawang merah atau bawang bakung maka janganlah dia mendekati mesjid kami. Sesungguhnya malaikat terganggu dengan apa-apa yang bani Adam terganggu dengannya” [Taisir ‘Alam 1/63] Dan ternyata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak hanya bersiwak ketika akan shalat saja, bahkan beliau juga bersiwak dalam berbagai keadaan. Diantaranya ketika dia masuk kedalam rumah… رَوَى شُرَيْحٌ بْنُ هَانِئِ قَالَ : سَأَلْتُ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا بِأَيِّ شَيِءٍ يَبْدَأُ النَّبِيُّ إِذَا دَخَلَ بَيِتَهُ ؟ قَالَتْ : بِالسِّوَاكِ (رواه مسلم) Telah meriwayatkan Syuraih bin Hani, beliau berkata : “Aku bertanya kepada ‘Aisyah : “Apa yang dilakukan pertama kali oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam jika dia memasuki rumahnya ?” Beliau menjawab :”Bersiwak”. [Hadits riwayat Muslim, Irwaul Ghalil no 72] Atau ketika bangun malam… عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَانِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : كَانَ رَسُوْلُ اللهِ إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ يَشُوْسُ فَاهُ بِالسِّوَاكِ “Dari Hudzaifah ibnul Yaman Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata : “Adalah Rasulullah jika bangun dari malam dia mencuci dan menggosok mulutnya dengan siwak”. [Hadits riwayat Bukhari] Bahkan dalam setiap keadaan pun boleh bagi kita untuk bersiwak. Sesuai dengan hadits di atas (السِّوَاكَ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِّ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ). Dalam hadits ini Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memutlakkannya dan tidak mengkhususkannya pada waktu-waktu tertentu. Oleh karena itu siwak boleh dilakukan setiap waktu (Syarhul mumti’ 1/120, Fiqhul Islami wa Adillatuhu 1/300), sehingga tidak disyaratkan hanya bersiwak ketika mulut dalam keadaan kotor [Syarhul Mumti’ 1/125]. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersemangat ketika bersiwak, sehingga sampai keluar bunyi dari mulut beliau seakan-akan beliau muntah. عَنْ أَبِي مُوْسَى اَلأَشْعَرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : أَتَيْتُ النَّبِيَّ وَهُوَ يَسْتَاكُ بِسِوَاكٍ رَطْبٍ قَالَ وَطَرْفُ السِّوَاكِ عَلَى لِسَانِهِ وَهُوَ بَقُوْلُ أُعْ أُعْ وَالسِّوَاكُ فِيْ فِيْهِ كَأَنَّهُ يَتَهَوَّعُ “Dari Abu Musa Al-Asy’ari Radhiyallahu ‘anhu berkata : “Aku mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan dia sedang bersiwak dengan siwak yang basah. Dan ujung siwak pada lidahnya dan dia sambil berkata “Uh-uh”. Dan siwak berada pada mulutnya seakan-akan beliau muntah”. [Hadits riwayat Bukhori dan Muslim] Dan yang lebih menunjukan akan besarnya perhatian beliau dengan siwak yaitu bahwasanya diakhir hayat beliau, beliau masih menyempatkan diri untuk bersiwak sebagaimana dalam hadits ‘Aisyah : عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ : دَخَلَ عَبْدُ الرَّحْمنِ بْنِ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِيْقِ عَنْهُ عَلَى النَّبِيِّ وَ أَنَا مُسْنِدَتُهُ إلَى صَدْرِي – وَمَعَ عَبْدِ الرَّحْمنِ سِوَاكٌ رَطْبٌ يَسْتَنُّ بِهِ – فَأَبَدَّهُ رَسُوْلُ اللهِ بَصَرَهُ، فَأَخَذْتُ السِّوَاكَ فَقَضِمْتُهُ وَطَيَّبْتُهُ، ثُمَّ دَفَعْتُهُ إِلَى النَّبِيِّ فَاسْتَنَّ بِهِ، فَمَا رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ اسْتَنَّ اسْتِنَانًا أَحْسَنَ مِنْهُ. فَمَا عَدَا أَنْ فَرَغَ رَسُوْلُ اللهِ رَفَعَ يَدَهُ أَوْ إِصْبَعَهُ ثُمَّ قَالَ : (فِي الرَّفِيْقِ الأَعْلَى) ثَلاَتًا، ثُمَّ قُضِيَ عَلَيْهِ وَ فِي لَفْظٍ: فَرَأَيْتُهُ يَنْظُرُ إِلَيْهِ، وَ عَرَفْتُ أَنَّهُ يُحِبُّ السِّوَاكَ فَقُلْتُ آخُذُهُ لَكَ ؟ فَأَشَرَ بِرَأْسِهِ : أنْ نَعَمْ “Dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha berkata : Abdurrahman bin Abu Bakar As-Sidik Radhiyallahu ‘anhu menemui Nabi dan Nabi bersandar di dadaku. Abdurrahman Radhiyallahu ‘anhu membawa siwak yang basah yang dia gunakan untuk bersiwak. Dan Rasulullah memandang siwak tersebut (dengan pandangan yang lama). Maka aku pun lalu mengambil siwak itu dan menggigitnya (untuk dibersihkan-pent) lalu aku membaguskannya kemudian aku berikan siwak tersebut kepada Rasulullah, maka beliaupun bersiwak dengannya. Dan tidaklah pernah aku melihat Rasulullah bersiwak yang lebih baik dari itu. Dan setelah Rasulullah selesai dari bersiwak dia pun mengangkat tangannya atau jarinya lalu berkata : فِي الرَّفِيْقِ الأَعْلَى Beliau mengatakannya tiga kali. Kemudian beliau wafat. Dalam riwayat lain ‘Aisyah berkata :”Aku melihat Rasulullah memandang siwak tersebut, maka akupun tahu bahwa beliau menyukainya, lalu aku berkata : ‘Aku ambilkan siwak tersebut untuk engkau?” Maka Rasulullah mengisyaratkan dengan kepalanya (mengangguk-pent) yaitu tanda setuju”. [Diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim] Oleh karena itu berkata sebagian ulama : “Telah sepakat para ulama bahwasanya bersiwak adalah sunnah muakkadah karena anjuran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kesenantiasaan beliau melakukannya dan kecintaan beliau serta ajakan beliau kepada siwak tersebut.” [Fiqhul Islami wa Adillatuhu 1/30. Segera miliki di KIOS HADRAMAUT RAWAJATI JAKSEL. Contact BAMBANG HP/WA/LINE : 0812 1256 2417, 0856 153 9797 Pin BB : D63EA821

Jumat, 02 Juni 2017

Cincin Motif Terompah Rasulullah

Kios Hadramaut  Rawajati Jaksel
> Pusat SIWAK, SIWAK + Tempatnya    (Holder)
> Aneka model Cincin Terompah Rasulluloh, Lafadz Allah dl
> Aneka macam poster & Kaligrafi
> Aneka macam aroma minyak wangi
> Aneka jenis Bukhur & Tempatnya
> Aneka model Peci, Kopiah
Pembelian & pemesanan bisa online & offline
Segera hubungi Mas Bambang
HP/WA/LIINE :
0812 1256 2417, 0856 153 9797
PIN BB : D63EA821
Alamat : Jl. Zeni AD IV Gg. Asal Rt/Rw. 9/3 No. 59. Kel. Rawajati Kec. Pancoran Jaksel. Ancar2nya blkg Plaza Kalibata lewat Pasar Kaget, pertigaan belok kiri,  Jeremy Lapangan Belalang ambil kanan Ada Masjid Hizbul Wathan, lurus 500 m sblh kanan ada gapura. Tanya BAMBANG AGEN ES CAMELO